Bambu, Inspirasi Musik Tradisi Indonesia
Bandung - Kota Bandung menjadi tuan rumah Temu Karya Taman Budaya Seluruh Indonesia. Gelaran bertema “Serumpun Bambu Sejuta Aksi” ini dilaksanakan di Taman Budaya Bandung mulai 23 Juli hingga 26 Juli.
Sebanyak 24 provinsi ikut berpartisipasi. Ajang tahunan ini menampilkan berbagai ragam budaya dan kesenian tradisional dari 24 provinsi tersebut.
Sesuai dengan tema, mayoritas alat musik tradisional yang dimainkan dalam ajang ini terbuat dari bambu. Kenapa bambu?
“Indonesia kaya akan tanaman bambu. Salah satu manfaat dari bambu adalah untuk alat musik tradisional,” jawab Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar, I Budhyana, di Bandung, pekan lalu.
Di Indonesia tumbuh sekitar 1.500-an jenis bambu. Jumlah itu diperkirakan jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis bambu yang tumbuh di China yang dijuluki sebagai Negeri Tirai Bambu.
Bagi kebudayaan dan kesenian, bambu bisa menjadi sumber inspirasi. Bambu banyak dijadikan sebagai alat musik tradisional.
Di Jabar, misalnya, bambu dijadikan sebagai alat musik angklung. Kemudian di Jatim ada alat musik yang disebut angklung pagak dan di NTB ada musik bambu harmoni baru.
Berbagai alat musik yang terbuat dari bambu dipagelarkan. Bahkan, 24 provinsi yang mempunyai Taman Budaya itu berkolaborasi mementaskan Musik Bambu Nusantara.
Budhyana mengatakan seluruh perwakilan juga akan menampilkan berbagai ragam seni tari, seperti tari Titi Batang dari Riau, tari Ma Dogi dari Sulsel serta tari Aur Perindu dari Kalbar.
Sebagai tuan rumah Jabar sudah pasti menampilkan angklung. Sajian lain dari Bumi Parahyangan adalah kacapi suling.
Kemudian untuk seni tari, Jabar akan mempertunjukkan tari Soderan serta kolaborasi Kuminyar Pemerenian Awi Ngayang. Menurut Budhyana, ajang ini tak sekadar unjuk kebolehan kesenian dari Taman Budaya yang ada di 24 provinsi tersebut.
Lebih dari itu, diharapkan melalui Temu Karya Taman Budaya Seluruh Indonesia ini kebudayaan tetap menjadi identitas nasional. “Tanpa adanya identitas nasional berupa kebudayaan, kita akan tercerabut sebagai sebuah bangsa,” kata Budhyana. (dio)