I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Pulau Bali sangat kaya dengan peninggalan sejarah dan purbakala, peninggalan tersebut sebagian besar masih berada dalam situs/ pura dan masih difungsikan oleh masyarakat pengemongnya (Living Monument). Beberapa situs yang memiliki potensi benda cagar budaya yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Gianyar adalah : Pura Sibi Agung Kesian, Pura Sibi Alit Tegaltugu, Pura Blanjong Lebih, Pura Puseh Sidan, Pura Pucak Buron Alit dan lain-lain. Demikian halnya dengan Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi Desa Pakraman Tedung, Kelurahan Abianbase, memiliki peninggalan purbakala dalam jumlah yang cukup banyak serta bernilai arkeologis tinggi, sehingga perlu dilestarikan agar tidak punah. Sesuai permohonan masyarakat dengan surat No. 10/DP.TD/II/2008 tanggal 14 Pebruari 2008, hal Mohon SK Penetapan BCB maka kegiatan inventarisasi dan penetapan segera dilaksanakan, untuk merekam berbagai aspek penting berkaitan dengan peninggalan purbkala di Pura Bukit dan di Pura Uun Suwi.
Inventarisasi dan penetapan adalah suatu upaya pelestarian dengan melakukan registrasi melalui pencatatan beberapa aspek penting yang berkaitan dengan jumlah, bentuk, jenis, ukuran, pemotretan, dan pendeskripsian setiap peninggalan sehingga diketahui data yang akurat dan lengkap setiap peninggalan di Pura tersebut. Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya dijadikan sebagai pedoman dalam menyusun Buku Induk Daftar Inventarisasi Benda Cagar Budaya/ Situs di Propinsi Bali. Selanjutnya akan digunakan sebagai dasar dalam penerbitan Surat Keputusan Penetapan Benda Cagar Budaya/Situs.
1.2 Dasar
Sebagai dasar kegiatan ini adalah :
- Permohonan masyarakat Desa Pakraman Tedung, No. 10/DP.TD/II/2008 tanggal 14 Pebruari 2008, Prihal : Mohon Penetapan BCB
- Program Kerja Rutin Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali Wilayah Kerja Provinsi Bali, NTB, NTT tahun 2008,
- DIPA Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali Nomor 0167/040-04.0/XX/2008,tanggal 31 Desember 2007,
- Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.51/OT.001/MKP/2003 Tentang Organisasi dan Tata kerja Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala.
- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992.
1.3 Maksud dan Tujuan
Kegiatan Inventarisasi dan Penetapan Benda Cagar Budaya di Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi Desa Pakraman Tedung Kelurahan Abianbase, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, dimaksudkan untuk mengetahui jumlah, bentuk, jenis bahan, ukuran dan kondisi yang lebih akurat sebagai dasar untuk menetapkan tinggalan arkeologi/ situs dengan Surat Keputusan sebagai Benda Cagar Budaya, sehingga setiap tinggalan arkeologi yang ada di Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi memiliki status hukum yang kuat.
Sedangkan tujuannya adalah untuk menghimpun data dalam rangka menyusun Daftar Induk Inventarisasi Benda Cagar Budaya/Situs di Propinsi Bali, sesuai Pedoman Pengelolaan Benda Cagar Budaya/ Situs Direktorat Peninggalan Purbakala, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Selain itu diharapkan pula sebagai petunjuk awal bagi masyarakat luas khususnya masyarakat Gianyar, untuk lebih memahami dan menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya sehingga dapat meningkatkan peran serta dan dukungan masyarakat dalam perlindungan dalam pelestarian benda cagar budaya yang berada di lingkungannya.
1.4 Jangkauan Pelaksanaan
Inventarisasi Benda Cagar Budaya/ Situs di Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi Desa Pakraman Tedung, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, dilaksanakan tanggal 6 s.d 9 Maret 2008, melibatkan sebuah tim terdiri dari : Dra. Ni Komang Aniek Purniti M.Si (Ketua Tim), A. A. Ayu Sariani, BA (Pengumpul Data Arkeologi), A. A. Ayu Sumassiliani, SH (Juru Foto), I Gusti Putu Puspa dan I Nyoman Suka Adnyana (Juru Gambar). Adapun jangkauan kegiatan ini meliputi pemotretan, penomoran, pengukuran, pendeskripsian, setiap tinggalan arkeologi baik bergerak maupun tidak bergerak serta situs di Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi Desa Pakraman Tedung, disertai dengan penggambaran sketsa denah keletakan kedua situs tersebut.
1.5 Metode
Untuk mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan, digunakan kaidah-kaidah metodelogi yang lazim digunakan dalam penelitian ilmiah. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan lebih efisien dan efektif serta memiliki nilai ilmiah. Adapun metode yang digunakan sebagai berikut :
- Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dari bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Penelusuran bahan-bahan pustaka guna memperoleh data awal mengenai objek yang akan diteliti.
- Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung objek yang diteliti untuk mengetahui kondisi benda yang sebenarnya.
- Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan tokoh-tokoh masyarakat, aparat desa atau orang-orang yang mengetahui informasi tentang benda cagar budaya/ situs. Wawancara dilakukan dengan metode tanpa struktur atau dilakukan secara bebas.
II
HASIL INVENTARISASI
2.1 Letak dan lingkungan
Secara administrasi, Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi berada di wilayah Desa Pakraman Tedung, Kelurahan Abianbase, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Desa Pakraman Tedung terdiri dari kurang lebih 260 kepala keluarga. Pura Bukit dapat dijangkau dengan berbagai jenis kendaraan bermotor karena jalan menuju ke lokasi Pura sudah cukup baik dan beraspal. Dari Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali berjarak sekitar 7 km.
2.2 Inventarisasi benda cagar budaya di Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi
1. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/787
b. Nama : Arca Perwujudan
c. Ukuran : tinggi : 70 cm
lebar : 26 cm
tebal : 24 cm
d. Bahan : padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Muka, mahkota dan lapik aus
g. Pemerian : Arca berdiri di atas lapik padmaganda, memakai mahkota kiritamakuta aus, muka aus, telinga lebar, leher pendek. Kedua tangan di samping pinggang, memakai kain sampai pergelangan kaki di depan kain terdapat uncal sampai di atas lapik. Di samping kiri kanan pinggang terdapat sampur menjulur ke bawah sampai pergelangan kaki. Di belakang arca terdapat stela berbentuk segi empat.
2. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/788
b. Nama : Arca perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 63 cm
lebar : 26 cm
tebal : 22 cm
d. Bahan : padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Muka, mahkota bagian dada dan lapik aus
g. Pemerian : Arca berdiri di atas
lapik padmaganda, memakai mahkota kiritamakuta aus, muka aus, telinga lebar, leher pendek. Arca bertangan dua di samping pinggang memegang ceplok bunga dengan gelang kana bermotif simbar dan gelang tangan polos bersusun dua , memakai kain sampai pergelangan kaki di depan kain terdapat uncal sampai di atas lapik. Di samping kiri kanan pinggang terdapat sampur menjulur ke bawah sampai pergelangan kaki. Di belakang arca terdapat stela berbentuk segi empat. Arca memakai sirascakra.
3. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/789
b. Nama : Fragmen Arca
c. Ukuran : tinggi : 53 cm
lebar : 24 cm
tebal : 20 cm
d. Bahan : padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Kepala hilang dan lapik aus
g. Pemerian : Arca berdiri dengan sikap abhangga di atas lapik padmaganda, di mana bagian muka dan mahkota hilang, Kedua tangan di samping pinggang, memakai kain sampai pergelangan kaki di depan kain terdapat uncal sampai di atas lapik. Di samping kiri kanan pinggang terdapat sampur menjulur ke bawah sampai pergelangan kaki. Di belakang arca terdapat stela berbentuk segi empat.
4. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/790
b. Nama : Fragmen Arca
c. Ukuran : tinggi : 39 cm
tebal : 20 cm
lebar : 24 cm
d. Bahan : padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Kepala, muka hilang, dan badan aus
g. Pemerian : Fragmen arca yang dapat diidentifikasi arca dalam sikap berdiri abhangga di atas lapik padmaganda, memakai kain di atas lutut dengan gelang kaki bersusun tiga dengan sampur di kiri kanan pinggang sampai di atas lapik, di belakang arca terdapat sandaran.
5. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/791
b. Nama : Arca Perwujudan
c. Ukuran : tinggi : 61 cm
lebar : 23 cm
tebal : 25 cm
d. Bahan : padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Muka dan mahkota aus
g. Pemerian : Arca berdiri di atas
lapik Padmaganda, memakai mahkota kiritamakuta aus, muka aus, telinga lebar, leher pendek. Arca bertangan dua di samping pinggang memegang ceplok bunga dengan gelang kana bermotif simbar dan gelang tangan polos bersusun dua , memakai kain sampai pergelangan kaki di depan kain terdapat uncal sampai di atas lapik. Di samping kiri kanan pinggang terdapat sampur menjulur ke bawah sampai pergelangan kaki. Di belakang arca terdapat stela berbentuk segi empat. Arca memakai sirascakra.
6. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/792
b. Nama : Fragmen Arca
c. Ukuran : tinggi : 35 cm
lebar : 26 cm
tebal : 22 cm
d. Bahan : padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Mahkota hilang,muka dan badan aus
g. Pemerian : Yang dapat diidentifikasi arca dalam sikap duduk utkutikasana di atas lapik padmaganda, perut gendut, kedua tangan di samping pinggang.
7. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/793
b. Nama : Fragmen Arca Perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 44 cm
lebar : 24 cm
tebal : 27 cm
d. Bahan : padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Dari bahu ke atas hilang
g. Pemerian : Fragmen arca tanpa
kepala berdiri abhangga di atas lapik segi empat Padmaganda ke dua tangan di samping pinggang memegang sesuatu, aus, memakai udarabanda, memakai kain bermotif geometris sampai pergelangan kaki memakai sampur, menempel kebelakang pada stela, uncal sampai di atas lapik, stela aus.
8. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/794
b. Nama : Fragmen Arca Perwujudan
c. Ukuran : tinggi : 33 cm
lebar : 26 cm
tebal : 18 cm
d. Bahan : padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Pinggang kebawah hilang,mahkota aus.
g. Pemerian : Sebagian besar arca dalam keadaan aus, mahkota kiritamakuta, leher pendek, kedua tangan didepan perut memegang kuncup bunga
9. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/795
b. Nama : Fragmen Arca Perwujudan
c. Ukuran : tinggi : 42 cm
lebar : 20 cm
tebal : 21 cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Kepala sampai bahu hilang
g. Pemerian : arca berdiri abhangga, muka sampai mahkota hilang memakai gelang kaki bersusun 3 polos, sampur melengkung ke belakang menempel pada stela.
10. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/796
b. Nama : Arca Perwujudan
c. Ukuran : tinggi : 62 cm
lebar : 26 cm
tebal : 26 cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Mahkota, buah dada,dan kedua tangan aus
g. Pemerian : Arca berdiri di atas lapik padmaganda, kedua tangan di samping pinggang, memakai gelang kaki bersusun tiga, di belakang kepala arca terdapat sirascakra, kain dibawah lutut, memakai sampur melengkung menempel ke stela, terdapat stela berbentuk segi empat.
12. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/797
b. Nama : Arca Perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 66 cm
lebar : 25 cm
tebal : 25 cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Mahkota, buah dada, dan tangan kiri aus
g.Pemerian : Arca berdiri dengan sikap abhangga di atas lapik. Kedua tangan di depan perut memegang sesuatu dengan bentuk ramping, leher pendek, muka dan mahkota aus, kain sampai pergelangan kaki dengan motif geografis, susu menonjol, sampur melengkung kebelakang menempel pada stela sirascakra.
13. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/798
b. Nama : Arca Perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 90 cm
lebar : 23cm
tebal : 23 cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Muka, mahkota, perut,dan tangan aus
g. Pemerian : Arca dengan sikap berdiri abhangga, di atas lapik. Kedua tangan di depan perut memegang sesuatu dengan bentuk ramping, leher pendek, muka dan mahkota aus, kain sampai pergelangan kaki dengan motif geografis, susu menonjol, sampur melengkung kebelakang menempel pada stela sirascakra.
14. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/799
b. Nama : Arca Perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 60 cm
lebar : 23 cm
tebal : 23 cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Sebagian besar arca aus
g. Pemerian : Arca dalam keadaan aus, yang dapat diidentifikasi arca ramping, dalam sikap berdiri memakai sirascakra.
15. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/800
b. Nama : Arca Perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 56 cm
lebar : 23 cm
tebal : 23 cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Muka, mahkota hilang, lapik aus
g.Pemerian : Arca berdiri dengan sikap abhangga di atas lapik. Ke dua tangan di depan perut, kain sampai pergelangan kaki, sirascakra, leher pendek.
16. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/801
b. Nama : Arca Perwujudan
c. Ukuran : tinggi : 66 cm
lebar : 23 cm
tebal : 23 cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Muka, mahkota aus
g. Pemerian : Arca ramping digambarkan
dalam sikap berdiri abhangga diatas lapik padmaganda, kedua tangan didepan perut memegang sesuatu, memakai kain pergelangan kaki didepan kain terdapat uncal sebatas lapik dan dikiri kanan terdapat sampur menjulut kebawah sebatas kaki, memakai gelang kaki polos bersusun tiga.
17. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/802
b. Nama : Arca Perwujudan
c. Ukuran : tinggi : 67 cm
lebar : 24 cm
tebal : 23cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Bukit
f. Kondisi : Muka aus, mahkota, tangan, lapik aus.
g. Pemerian : Arca dengan bentuk langsing dalam sikap berdiri diatas lapik, memakai kain sampai pergelangan kaki, leher pendek, dibelakang arca terdapat sandaran segi empat.
18. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/803
b. Nama : Arca Perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 43 cm
lebar : 13 cm
tebal : 14cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : Stela aus
g.Pemerian : Arca berdiri dengan sikap samabhangga di atas lapik padma segi empat, mahkota kiritamakuta, dahi aus, alis, mata aus, hidung pesek, bibir tebal, tertutup, leher sedang, telinga sedang hiasan karma puspa, samping melebar ke belakang menempel pada stela, arca gemuk, memakai badong sebatas buah dada, ikat dada simbar, kedua tanagn di samping pinggang memegang kuncup bunga, gelang tangan polos bersusun tiga, gelang kana, simbar memakai kain sebatas pergelangan kaki geometris.
19 a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/804
b. Nama : Arca Perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 48 cm
lebar : 19 cm
tebal : 16cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : Bagian muka aus
g. Pemerian : Arca dalam sikap duduk padmasana, muka aus, memakai mahkota berbentuk sekar taji, telingan sedang, memakai karnapuspa, leher pendek, ke dua tangan di samping pinggang memegang kuncup bunga, gelang tangan polos bersusun tiga, gelang kana tidak tampak memakai upawita dari bahu kiri menjulur kebawah sampai pada pinggang sebelah kanan sampur kiri kanan dan di depan arca terdapat uncal sampai lapik, di belakang arca terdapat stela hilang bagian atas.
20. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/805
b. Nama : Arca Perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 39 cm
lebar : 14 cm
tebal : 13cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : Muka, mahkota, muka aus dan tangan kanan hilang.
g.Pemerian : Arca berdiri dengan sikap samabhangga di atas lapik segi empat, muka aus, dengan mahkota kiritamakuta, dengan sirascakra berbentuk polos, telinga sedang dengan karnapuspa sebatas bahu, leher sedang memakai badong sebatas buah dada, dengan bentuk simbar kedua tangan di samping pinggang memegang kuncup bunga, gelang tangan bersusun dua polos dan gelang kana bersusun dua di tengah- tengah simbar, samping melebar kebelakang menempel kebelakang pada stela, arca gemuk memakai kain sampai kiri kanan dan di depan kain terdapat uncal, di belakang arca terdapat stela segi empat.
21. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/806
b. Nama : Arca Perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 38 cm
lebar : 14 cm
tebal : 13cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : Bagian muka aus
g.Pemerian : Arca berdiri tegak ke depan samabhangga di atas segi empat polos, dengan mahkota kiritamakuta, dahi sedang, alis dan mata aus hidung mancung, bibir aus, telinga sedang dengan karnapuspa, samping melebar kebelakang menempel pada stela, leher patah, susu agak menonjol, memaki ikat dada simbar, kedua tangan di samping pinggang memegang kuncup bunga,gelang kana dan gelang tangan aus,memakai kain polos sebatas pergelangan kaki. Di depan kain terdapat uncal dan kiri kanan pinggang terdapat sampur sampai di atas lapik di belakang arca terdapat stela segi empat
22. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/807
b. Nama : Arca Perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 42 cm
lebar : 15 cm
tebal : 42cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : Dahi hilang, hidung aus
g.Pemerian : Arca dalam sikap berdiri tegak dengan ke depan samabhangga di atas lapik segi empat, arca gemuk memakai mahkota kiritamakuta dahi sedang, mata terbuka, alis tipis, bibir tertutup tebal,telinga sedang Karnapuspa sampai sebatas bahu leher pendek dengan guratan 2, memakai kalung badong berbentuk simbar memakai ikat dada berbentuk kakul-kakulan ke dua tangan memegang kuncup bunga di samping pinggang, gelang tangan bersusun 2 polos, dan gelang kana berbentuk simbar, kain pergelangan kaki geometris, sampul dan uncal, di belakang arca terdapat stela tunjung melebar kebelakang menempel pada stela.
23. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/808
b. Nama : Arca Perwujudan
c. Ukuran : tinggi : cm
lebar : cm
tebal : cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : Leher patah
g. Pemerian : Arca dalam sikap berdiri tegak ke depan di atas lapik segi empat samabhangga, dengan mahkota kiritamakuta dengan sudhamani, dahi sedang, mata terbuka, hidung mancung, bibir tebal tersenyum, telinga sedang, dengan karnapuspa sampai di bahu, memakai upawita ketergantungan dari bahu kanan sampai di kiri pinggang memegang kuncup bunga, kain sampai pergelangan kaki, dan sampur sebatas lapik di belakang kepala arca memakai prabha berbentuk polos, sandaran segi empat panjang.
24. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/809
b. Nama : Arca Perwujudan
c. Ukuran : tinggi : 39 cm
lebar : 12 cm
tebal : 12cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : Mahkota, muka,badan aus
g.Pemerian : Arca perwujudan dalam sikap berdiri di atas lapik samabhangga kondisi arca dalam keadaan aus yang dapat diidentifikasi ke dua tangan di depan, udara banda, ikat dada berbentuk simbar, kain di bawah lutut, uncal sampai pergelangan kaki, sampur di atas lapik, samping melebar ke belakang menempel pada stela, arca ramping.
25. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/810
b. Nama : Fragmen Arca Perwujudan
c. Ukuran : tinggi : 34 cm
lebar : 14 cm
tebal : 14cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : Bagian kepala dan mahkota arca hilang, kedua tangan aus.
g. Pemerian : Arca tanpa muka dan mahkota berdiri samabhangga di atas lapik segi empat, arca memakai ikat dada bermotif kakul-kakulan, memakai kain sampai pergelangan kaki, uncal dan sampur sebatas lapik, stela bagian atas hilang.
26. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/811
b. Nama : Arca Perwujudan Bhatari
c. Ukuran : tinggi : 68 cm
lebar : 29 cm
tebal : 21cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : Muka aus
g.Pemerian : Arca berdiri di atas lapik
padmabundar (Abhangga) Mahkota kiritamakuta, muka aus, di belakang mahkota terdapat prabha yang berbentuk bundar, hidung pesek, alis dan bibir aus, bahu pendek, ke dua tangan dalam sikap Varadahasta (ke dua telapak tangan menghadap ke atas), perut gendut memakai ikat pinggang Katisutra, memakai kain di atas lutut di depan pinggang terdapat sampur sampai pergelangan kaki, di belakang arca terdapat sandaran berbentuk oval.
27. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/812
b. Nama : Fragmen Arca Perwujudan
c. Ukuran : tinggi : 58 cm
lebar : 25 cm
tebal : 20 cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : Kepala dan mahkota hilang, lapik hilang
g.Pemerian : Arca berdiri di atas lapik
padmabundar, muka dan mahkota hilang, susu agak menonjol,ke dua tangan di samping pinggang dalam sikap Varadahasta, perut gendut, memakai udarabanda dan ikat pinggang, arca memakai kain sampai di lutut dengan motif polos, di depan kain terdapat uncal sebatas pergelangan kaki, samping kanan kiri pinggang terdapat sampur sebatas pergelangan kaki, di belakang arca terdapat sandaran berbentuk segi empat.
28. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/813
b. Nama : Fragmen Arca
c. Ukuran :
(a). tinggi : 29 cm
tebal : 13 cm
lebar : 16 cm
(b). tinggi : 35 cm
tebal : 18 cm
lebar : 19 cm
(c). tinggi : 33 cm
tebal : 13 cm
lebar : 16 cm
(d). tinggi : 15 cm
tebal : 12 cm
Lebar : 12 cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : PuraUlun Suwi
f. Kondisi : Aus
g.Pemerian : Fragmen arca tanpa kepala ke empatnya dalam kondisi aus.
29. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/814
b. Nama : Fragmen Arca
c. Ukuran : tinggi : 32 cm
lebar : 14 cm
tebal : 14 cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : Badan ke bawah hilang
g.Pemerian : Badan ke bawah hilang,
memakai mahkota kiritamakuta, dahi sedang, mata terbuka, hidung pesek, muka tebal tersenyum, telinga memakai hiasan karnapuspa simping melebar ke belakang, menempel pada stela, leher pendek memakai badong, simbar, susu menonjol memakai udarabanda, ke dua tangan di samping pinggang, memegang kuncup bunga, gelang tangan polos bersusun dua, gelang kana simbar memakai prabha, di belakang arca terdapat stela.
30. a. No. Inventarisasi : 1/14 – 04/BB/815
b. Nama : 4 buah lingga semu di atas lapik segi empat
(terdiri 2 bagian segi empat dan bulatan)
c. Ukuran :
(a). tinggi : 36 cm
tebal : 18 cm
lebar : 16 cm
Diameter : 12 cm
(b). tinggi : 28 cm
tebal : 15 cm
lebar : 15 cm
Diameter : 15 cm
(c). tinggi : 29 cm
tebal : 16 cm
lebar : 15 cm
Diameter : 13 cm
(d). tinggi : 25 cm
tebal : 19 cm
lebar : 14 cm
Diameter : 12 cm
d. Bahan : Padas
e. Asal/perolehan : Pura Ulun Suwi
f. Kondisi : tidak utuh, aus
g.Pemerian : 4 buah lingga semui hanya berupa bulatan terletak di atas alas segi empat. Pada puncak bulatan dalam keadaan pecah sehingga permukaannya tidak rata.
31. a. No. Inventarisasi : 3/14-04/ST/69
b. Nama : Pura Bukit Tedung
c. Lokasi : Desa Tedung, Kelurahan Abianbase,
Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar
d. Tataguna Lahan : Tempat Ibadah
e. Batas –batas : utara : tegalan
timur : jalan
selatan : sawah
barat : tegalan
f. Tinggalan : Arca perwujudan dan fragmen arca
g. Fungsi : Pemujaan
h. Kepemilikan : Masyarakat
i. Arah Hadap : Selatan
j. Latar Budaya : Hindu
k. Periodisasi : abad VIII Masehi
l. Kondisi : Terawat
m. Pemerian : Pura ini terletak di pinggir jalan raya di atas sebuah tanah, yang tidak jauh dari pemukiman penduduk. Alam sekitar pura relatif sejuk, karena dikelilingi oleh sawah dan tanah tegalan. Secara umum terdiri dari 3 halaman yaitu jeroan (halaman dalam), jaba tengah (halaman tengah), dan jaba sisi (halaman luar).
32. a. No. Inventarisasi : 3/14-04/ST/70
b. Nama : Pura Ulun Suwi Tedung
c. Lokasi : Desa Tedung, Kelurahan Abianbase,
Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar
d. Tataguna Lahan : Tempat Ibadah
e. Batas –batas : utara : tegalan
timur : jalan
selatan : pemukiman
barat : pemukiman
f. Tinggalan : Arca perwujudan, fragmen arca, dan lingga
g. Fungsi : Pemujaan
h. Kepemilikan : Masyarakat
i. Arah Hadap : Barat
j. Latar Budaya : Hindu
k. Periodisasi : abad VIII Masehi
l. Kondisi : Terawat
m. Pemerian : Pura ini terletak di atas sebuah tanah, yang tidak jauh dari pemukiman penduduk. Alam sekitar pura dikelilingi oleh tegalan dan pemukiman penduduk. Pura ini terdiri dari 2 halaman yaitu jeroan (halaman dalam), dan jaba sisi (halaman luar).
2.3 Pembahasan
Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi merupakan pura kuna, hal ini dibuktikan dengan ditemukanya beberapa buah arca, diantaranya arca perwujudan, arca Ganesa, dan lingga. Untuk mengetahui umur relatif arca, khususnya yang terdapat di Bali, para peneliti mengaitkan dengan pendapat Stutterheim yang mengklasifikasikan seni arca di Bali menjadi tiga periode, yaitu (1) periode Hindu Bali abad VIII – X Masehi, (2) periode Bali Kuna abad X – XIII Masehi, dan (3) periode Bali Madya abad XIII – XIV Masehi. Periodisasi oleh Stutterheim terlihat ada tumpang tindih penentuan abad yang hanya mencakup sampai abad XIV Masehi sehingga tidak menjangkau seni arca dari jaman belakangan. Dan bila dikaitkan dengan tinggalan Arkeologi yang ada di Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi Tedung maka ada beberapa tinggalan yang tidak terjangkau oleh pendapat Stutterheim ini, karena diperkirakan berasal dari masa sesudah abad XIV Masehi.
Mengenai arca perwujudan di Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi memperlihatkan ciri badan yang kaku, lurus, memakai mahkota kiritamakuta, sikap tangan memegang ceplok bunga memakai hiasan simping di kanan kiri mahkota. Ciri-ciri arca ini sesuai dengan ciri-ciri arca periode Bali Kuna yang dikatakan memiliki hiasan mukuta berupa susunan kelopak bunga teratai yang disusun sedemikian rupa, makin ke atas makin mengecil, berdiri tegap, badan lurus, kaku, berkain tebal, dari pinggang sampai pergelangan kaki (Redig, 1996 : 173). Selain mengacu pada cirri-ciri Iconografi yang terdapat di Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi, sebagai perbandingan gaya dapat dilihat pada beberapa tinggalan seni arca yang terdapat di Pura Puseh Abianbasen yang lokasinya tidak jauh dari kedua Pura tersebut. Berdasarkan data tinggalan arkeologi diketahui bahwa arca di Pura Puseh Abianbase merupakan tinggalan dari abad XIII-XIV. Dengan perbandingan tersebut, diperkirakan arca perwujudan di Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi termasuk dalam arca-arca dari jaman Bali Kuna, khususnya dari abad ke XIII Masehi.
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sebagai penutup dari laporan ini dapat dikemukakan simpulan dan saran sebagai berikut :
- Situs Pura Bukit dan Pura Ulun Suwi, Desa Pakraman Tedung, Kelurahan Abianbase, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar terdiri dari arca perwujudan, lingga, fragmen arca, dan lingga semu.
- Hasil inventarisasi di Pura Bukit berhasil diinventarisasi sebanyak 21 buah benda cagar budaya bergerak dan sebuah situs sedangkan di Pura Ulun Suwi yang berhasil diinventarisasi sebanyak 17 buah dan satu buah situs.
- Berdasarkan ciri-ciri ikonografi baik dari segi bahan maupun gaya, kronologi relatif arca yang terdapat di Pura bukit dan Pura Ulun Suwi diperkirakan berasal dari sekitar abad XIII Masehi, sehingga perlu ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya.
Saran
Pelestarian benda cagar budaya/ situs bukan semata-mata tugas dari pemerintah, melainkan tugas semua pihak oleh sebab itu masyarakat perlu dilibatkan dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan Pura yang menjadi miliknya. Tinggalan arkeologi yang terdapat di Pura Penataran Bukit dan Pura Ulun Suwi Tedung merupakan peninggalan arkeologi yang masih difungsikan oleh masyarakat dalam kegiatan keagamaan, khususnya agama Hindu. Sehubungan dengan hal tersebut diharapkan agar dalam setiap kegiatan pelestarian dan pemanfaatannya selalu dikoordinasikan dengan masyarakat (penyungsung) sehingga tidak akan menimbulkan konflik yang dapat merugikan semua pihak.